.
1. A. Hubungan antara hewan dengan tumbuhan.
Sapi ( hewan ) membutuhkan rumput atau tumbuhan untuk makannya. Dan untuk
bernafas sapi membutuhkan Oksigen. Oksigen di hasilkan oleh tumbuhan pada saat
berfoto sintesis. Pada proses fotosintesis, tumbuhan membutuhkan gas karbon
dioksida. Karbon dioksida di hasilkan dari pernapasan hewan, tumbuhan dan alam.
Di samping itu untuk keseburuannya tumbuhan memerlukan zat-zat menieral yang
berasal dari hewan dan tumbuhan. Zat-zat mineral tersebut ada yang berasal dari
penguraian kotoran sapi atau bangkai hewan mati.
Dari uraian di atas tersebut, jelas
terlihat bahwa antara hewan dan tumbuhan terdapat hubungan yang saling
membutuhkan. Hewan membutuhkan tumbuhan dan tumbuhan pun membutuhkan hewan.
2. B. Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungannya.
Kelompok makhluk hidup yang berbeda dan hidup pada suatu tempat akan membentuk
komunitas. Misalnya, di dalam komunitas sawah terdapat kelompok makhluk hidup,
seperti padi, rumput, tikus, belalang, siput, elang, dan ular. Makhluk hidup
akan menjalin hubungan saling ketergantungan antarmakhluk hidup di dalam
komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan
lingkungannya. Lingkungan ada dua macam, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan
abiotik. Lingkungan biotik merupakan lingkungan yang terdiri atas makhluk
hidup. Misalnya, hewan, tumbuhan, dan manusia. Lingkungan abiotik adalah
lingkungan yang terdiri atas benda-benda tak hidup. Misalnya, air, batu, pasir,
udara, cahaya matahari, dan tanah. Makhluk hidup sangat bergantung kepada
lingkungannya. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan
membentuk ekosistem. Jadi, apabila kita menyebut ekosistem sungai, maka berarti
di dalamnya terdapat ikan, tumbuhan, air, plankton, cahaya matahari, dan udara.
Namun, apabila kita menyebut kominutas sungai, maka hanya terdapat ikan,
tumbuhan, dan plankton, tanpa melibatkan air, cahaya matahari, dan udara.
Rantai makanan tidak akan terputus selama semua mata rantai tersedia. Misalnya,
rantai makanan di hutan akan terus terbentuk jika ada rumput, rusa, dan
harimau. Jika tidak ada rumput, maka rusa akan kelaparan dan kemudian mati.
Jika rusa banyak yang mati, maka harimau menjadi kelaparan. Hal ini
membahayakan Keselamatan hewan ternak dan manusia yang tinggal di tepi
hutan. Jika harimau banyak yang mati, maka jumlah rusa tidak terkendali. Hal
ini bisa menyebabkan kelaparan karena rumput yang tersedia tidak mencukupi.
Jadi, setiap perubahan lingkungan berpengaruh terhadap berlangsungnya
kehidupan.
Contoh lain hubungan makhluk hidup dengan lingkungannnya adalah antara tumbuhan
dan cacing. Cacing adalah hewan yang hidup di dalam tanah. Makanan cacing
berupa daun-daun yang telah membusuk. Untuk memperoleh makanannya, cacing membuat
lubang-lubang di dalam tanah. Tanpa disengaja, lubang-lubang tersebut
memudahkan udara dan air masuk ke dalam tanah. Jadi, cacing sangat membantu
dalam penggemburan dan penyuburan tanah. Tanah yang subur sangat diperlukan
tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Tumbuhan yang yang baik akan
menghasilkan makanan yang berkualitas. Makanan yang berkualitas sangat
diperlukan manusia. Setiap makhluk hidup membutuhkan
lingkungan yang sehat
sebagai Tempat tinggalnya. Ikan di
sungai membutuhkan air sungai yang bersih
dan tidak tercemar. Harimau, gajah, ular, dan hewan hutan lain
membutuhkan.
3. Pengaruh Perubahan Lingkungan.
lingkungan hutan yang alami, hijau, dan rimbun. Tumbuhan di hutan
membutuhkan keadaan lingkungan dengan suhu, sinar matahari, dan
hujan yang cukup untuk pertumbuhannya. Lingkungan dapat berubah
menjadi buruk karena beberapa hal, seperti pencemaran dan kebakaran
hutan.
a.
Pencemaran
Pencemaran
dapat terjadi di lingkungan darat, air, dan udara. Pencemaran di darat bisanya
menyebabkan tanah tidak subur. Akibatnya tanah tidak dapat ditanami. Pencemaran
air merusak kehidupan di air. Tumbuhan, ikan dan semua makluk hidup yang
tinggal di air akan mati. Pencemaran udara dapat menimbulkan penyakit saluran
pernapasan. Pencemaran yang sering kita jumpai adalah pencemaran air, contohnya
sungai. Pencemaran sungai biasanya disebabkan oleh limbah kimia dan sampah yang
dibuang ke sungai. Limbah kimia yang dibuang ke sungai menyebabkan kehidupan di
sungai terganggu. Bahkan bisa menyebabkan jenis makhluk hidup tertentu musnah.
Selain
limbah, adanya sampah menyebabkan aliran sungai menjadi tidak lancar. Jika
hujan turun, maka air dalam sungai akan meluap karena alirannya tidak lancar.
Hal ini dapat menyebabkan bencana banjir. Banjir merusak lingkungan. Akibat
banjir, kehidupan makhluk hidup terganggu.
b. Kebakaran Hutan
Kebakaran
hutan mengancam banyak kehidupan di hutan. Pohon pohon yang terbakar akan
kering dan mati. Begitu pula dengan hewanhewan hutan, mereka akan kehilangan
tempat tinggal dan sumber makanan. Manusia perlu memelihara dan melestarikan
hutan dengan baik karena hutan berguna untuk mencegah terjadinya banjir dan
erosi serta sebagai tempat tinggal hewan. Sebagai pencegah banjir, hutan akan
menyerap air hujan yang turun untuk disimpan dalam tanah. Di tempat-tempat
tertentu, air akan keluar sebagai mata air. Jika air hujan jatuh di tanah yang
gundul, maka aliran air tidak ada yang menahannya. Akibatnya, bila hujan deras,
dapat terjadi banjir.
Untuk
menghindari semua itu, kita dilarang menebang pohon-pohon di hutan secara liar
dan melakukan pembakaran hutan. Selain menimbulkan bahaya banjir, pembakaran
hutan dapat menimbulkan asap yang mengganggu manusia, hewan, dan lingkungan
sekitarnya. Asap juga dapat mengakibatkan penglihatan dan pernapasan menjadi
terganggu.
0 komentar:
Posting Komentar